Jumat, 01 Maret 2013

UPORIA PILKADA DI MATA RAKYAT



Pemilu kada jawa barat 2013 berakhir sudah dan untuk sementara calon pemimpin sudah terbayang siapa yang akan menduduki tampuk kendali pemerintahan,namun di balik hingar bingarnya gaung demokrasi masih banyak persoalan yng belum tersentuh baik oleh elit politik maupun oleh kalangan eklusip,dimana bekas atau dampak dari itu semua masih menyisakan bibit perseteruan di antara para pendukung masing-masing kandidat sebab kadangkala para kontestan tidak pernah berusaha meredam gejolak yang timbul akibat dari jurang opini yang telah mereka ciptakan,selayaknya para kontestan setelah selesai masa uji nyali dan kabisa membangun kembali jembatan silaturahmi dan mengkokohkan kembali persatuan dan kesatuan bangsa ini ( paheuyeuk heuyeuk leungeun ) guna bersama  membangun tatar sunda tercinta ini, berbeda pendapat itu sah sah saja ,namun pada intinya tujuan mereka sama membangun tatar ini guna semakin cemerlang di masa yang akan datang, akankah tujuan mulia ini hanya di jadikan slogan pada saat mereka berkampanye atau janji janji mereka hanya isapan jempol ,rakyat jawa barat menunggu buktinya .      
       Kadang setelah usai pemilu para elit politik kembali kaharibaan partai nya masing-masing dan kembali bergelut guna kepentingan partai nya saja ,sementara suara suara rakyat yang pernah mereka dengar saat berkampanye bukan dijadikan bahan input yang baik atau kemabli di suarakan oleh mereka saat pleno perencanaan program,yang di dengungkan dalam rapat hanya kepentingan pribadi dan golongan nya saja,sebenarnya corong rakyat harus berpungsi sebagai corong yang keras bunyinya menyuarakan suara rakyat , kaum legislator harusnya menjadi delegasi rakyat yang murni jangan lagi dio kotori oleh bisikan bisikan gaib yang menjerumuskan,memang pemilihan Gubernur Jawa Barat sudah berkhir tapi misi kepercayaan rakyat yang di bebankan kepada pundak mereka yg kemarin manggung dan berangkat dari partai politik seharusnya jadi pemicu semangat menyuarakan aspirasi,bapak/ibu yang terhormat telah kalah dalam permainan politik pilgub tapi tidak demikian dengan kepercayaan rakyat, mereka tetap mengharapkan sumbangsih dan pengabdian dari para kandidat, sehingga muncul di benak ini ‘ apakah mensejahterakan rakyat itu hanya tugas seorang Gubernur dan Wakil Gubernur ?’ ..tentu jawabanya tidak,masih banyak lahan beramal dan berbuat baik.     lalu  bagaimana dengan sang pemenang ?   kapan janji di hadapan pendukung akan di buktikan? Apakah rakyat yang kemarin tidak mendukung akan di kucilkan? Jawabanya pastilah tidak begitu seorang pemimpin agung bijaksana pasti berpikir obyektif dan tulus ,apalagi sebagai orang sunda yang sarat akan filosofi mestinya pemimpin di tatar sunda ini mengadopsi satu peribahasa sunda ( kanu bodo nyaah ku bodona kanu pinter nyaah ku pinterna,anu liwar anak abdi nu bageur pon kitu deui )  bila hal tadi terwujud maka jawa barat akan semakin gemilang maju pesat dan digjaya .
        Kapan kontestan Pilkada Jawabarat kembali duduk bersama bergandeng tangan mendendangkan lagu perdamaian, itu yang di tunggu oleh segenap lapisan masyarakat jawa barat sikap legawa dari kontestan yang kemarin kurang beruntung masih di tunggu ,kami ingin melihat Kang Yanceu,Ambu Rikeu,Kang Dikdik,Aa Dede Yusup Macan ,dan Pa Aher duduk dalam satu meja bergandeng tangan meneduhkan segenap lapisan Rakyat Jawa Barat,melupakan persaingan dan perseteruan kemarin, kembali dengan silih asah silih asih silih pikaheman.jangan lagi ada sisa guratan kebencian. Kalah menang dalam suatu kompetisi itu biasa ,yang penting pemenang jangan jumawa yang kalah jangan mendendam. Kami Menunggu REALISASI   JANJI JANJI BAPAK .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar